Jumat, 22 Juli 2011

4 LANGKAH MENYAMBUT RAMADHAN


Saudara ku, ramadhan sudah didepan mata. Sudahkah kita mempersiapan diri kita menyambut ramadhan kali ini?

1.  Bersyukur
Ramadhan merupakan bulan yang penuh rahmat, hidayah dan ampunan dari Allah SWT. Oleh karena itu sudah sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT karena karena hanya nikmat dari Allah lah kita dapat memasuki bulan ramadhan kali ini. Kita harus mensyukuri bahwa Allah telah menyampaikan umur kita pada ramadhan tahun ini. Karena hidup merupakan sebuah nikmat yang sungguh luar biasa dari Allah pada manusia. Dan sekarang kita telah dipertemukan kembali dengan bulan penuh rahmat dan ampunan, ramadhan.

2.  Bergembira
Bergembira menyambut ramadhan yang penulis maksud disini bukanlah bergembira dalam artian hura-hura. Namun kebahagiaan yang yang benar-benar menyusup kedalam hati. Kebahagiaan yang benar-benar menggugah perasaan sehingga rasa bahagia akan datangnya ramadhan itu menimbulkan kesadaran dari dalam diri kita. Kebahagiaan itu terwujud dalam semangat dan ghirah kita dalam mempersiapkan segala sesuatunya untuk bekal selama ramadhan nanti (bukan bekal makanan lho). Mempersiapkan segala sesuatunya agar puasa kita maksimal.

3.  Membuat Targetan Amal Selama Ramadhan
Mari kita buat target-target amalan yang akan kita lakukan selama di bulan ramadhan. Dengan itu kita akan menjadi lebih termotivasi untuk beramal secara maksimal. Akan lebih baik jika target-target amal tersebut kita catat.
Berikut adalah beberapa target amalan selama bulan ramadhan :
a.    Puasa sebulan penuh
b.    Shalat wajib 5 waktu secara berjamaah diikuti shalat sunat rawatibnya
c.    Tilawah Al-Qur’an minimal 1 juz/ hari
d.    Shalat tarawih setiap malam
e.    Mendengarkan pengajian setiap malam dan subuh
f.     Berinfak setiap hari
g.    I’tikaf pada sepuluh malam terakhir
4.  Membuka Lembaran Baru
Untuk memasuki ramadhan yang penuh dengan kebaikan menuju kesucian fitrah, alangkah baiknya kita membuka sebuah lembaran yang baru dalam catatan hidup kita. Mari kita tinggalkan lembaran yang selama ini kita isi. Yang mungkin saja ada coret moretnya karena keburukan (dosa) yang kita lakukan selama ini. Dengan membuka lembaran baru itu, berarti kita telah menghapus keburukan yang telah lalu dan bersiap mengisi lembaran yang baru dengan amalan-amalan kebaikan.
Membuka lembaran baru yang penulis maksudkan di sini ada tiga macam, antara lain:
a.    Membuka lembaran baru dengan Allah SWT.
Maksudnya disini sudah saatnya kita bertobat kepada Allah SWT atas segala dosa dan keburukan yang telah kita lakukan selama ini. Bertobat dengan yang sebenar-benarnya tobat. Menyesalinya dan berjanji tidak akan mengulangi dosa tersebut. Mari kita mohon ampun dan bertobat kepada Nya karena kita tahu bahwa Allah SWT adalah Maha Pengampun. Astaghfirullahal’azhim

b.    Membuka lembaran baru dengan Rasulullah SAW
Sudah saatnya kita mengikuti semua sunnah beliau. Kita tiru perilaku dan sikap beliau. Mari kita teladani Rasulullah SAW. Belaiu yang diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia. Sungguh tidak ada suri tauladan yang lebih baik dari pada beliau, Muhammad SAW. Allahummashalli’ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad.

c.    Membuka lembaran baru dengan sesama manusia
Dalam kehidupan kita sebaai manusia, sadar atau tidak tentu kita pernah berbuat salah kepada sesama muslim lainnya. Maka sudah selayaknya kita memohon maaf kepada saudara-saudara kita sesama muslim. Sehingga kita memasuki bulan yang penuh berkah ini, ramadhan ini, dengan hati yang bersih dengan sebual lembaran catatan hidup yang baru.

Saudara ku sesama muslim, semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi penulis sendiri.
Terinspirasi dari khotbah jum’at di masjid ikhwanul muslimin tanggal 22 Juli 2011

Selasa, 15 Maret 2011

ANTARA MATA DAN HATI



“Hati adalah raja dan seluruh tubuh adalah pasukannya. Jika rajanya baik maka baik pula pasukannya” (Ibnul Qayyim)

     Mata adalah panglima hati. Hampir semua perasaan dan perilaku berawal dari pandangan mata. Imam Ghazali dalam kitab  ihya ulumuddin, mewasiatkan agar kita tidak menganggap ringan masalah pandangan.

     Saudaraku

    Semoga Allah memberi naungan barakah-Nya kepada kita semua. Fitnah dan ujian tidak pernah berhenti. Sangat mungkin, kita kerap mendengar bahkan mengkaji masalah mata. Tapi belum tentu kita termasuk kepada orang yang bisa memelihara matanya.

    Menurut imam Ibnul Qayyim, mata adalah penuntun, sementara hati adalah pendorong. Mata , memiliki kenikmatan pandangan. Sedangkan hati, memiliki kenikmatan pencapaian. Dalam dunia nafsu keduanya merupakan sekutu yang mesra. Jika terpuruk dalam kesulitan, maka masing-masing akan mencela dan mencerai.

    Saudaraku

   Mari kita perhatikan dialog imajiner antara mata dan hati yang ditulis oleh Ibnul Qayyim dalam kitab Raudhatul Muhibbin:

   Kata hati kepada mata: “kaulah yang telah menyeretku pada kebinasaan dan mengakibatkan penyesalan karena aku mengikutimu beberapa saat saja. Kau lemparkan kerlingan matamu ke taman dari kebun yang tidak sehat. Kau salahi firman Allah, “Hendaklah mereka menahan pandangannya”. Kau salahi sabda Rasulullah saw, “Memandang wanita adalah panah beracun dari berbagai macam panah iblis. Barang siapa yang meninggalkannya karena takut pada Allah, maka Allah akan balasan iman padanya, yang akan didapati kelezatan di dalam hatinya.” (HR. Ahmad).

    Tapi mata berkata pada hati: “Kau dzalimi aku sejak awal hingga akhir. Kau kukuhkan dosaku lahir dan batin. Padahal aku hanyalah utusanmu yang selalu taat dan mengikuti jalan yang engkau tunjukkan. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya didalam tubuh itu ada segumpal darah. Jika ia baik maka seluruh tubuh akan baik pula. Dan jika ia rusak, rusak pula seluruh tubuh. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati.” (HR.Bukhari dan Muslim)

     Perilaku mata dan hati adalah sikap tersembunyi yang sulit diketahui oleh orang lain. Kedipan mata ataupun kecenderungan hati, merupakan rahasia diri yang tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Allah swt, “Dia (Allah) mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati” (Q.S. Al Mukmin:19). Itu artinya memelihara pandangan mata akan menuntun suasana hati.

     Pemeliharaan mata dan hati sangat identik dengan tingkat keimanan seseorang.

    Saudaraku

    Dalam sebuah hadits dikisahkan, pada hari kiamat ada sekelompok orang yang membawa hasanat (kebaikan) yang sangat banyak. Bahkan Rasulullah menyebutnya, kebaikan orang itu bak sebuah gunung. Tapi, ternyata Allah tidak memandang apa-apa terhadap prestasi kebaikan itu. Allah menjadikan kebaikan itu tak berbobot, seperti debu yang berterbangan, tidak ada artinya. Rasulullah mengatakan, bahwa kondisi seperti itu adalah karena mereka adalah kelompok manusia yang melakukan kebaikan ketika berada bersama manusia lain. Tapi tatkala dalam keadaan sendiri dan tidak ada manusia lain melihatnya, ia melanggar larangan-larangan Allah (HR Ibnu Majah)

    Kesendirian, kesepian, kala tak ada orang yang melihat perbuatan salah, adalah ujian yang akan membuktikan kualitas iman.

   Disinilah peran mengandalikan mata dan kecondongan hati termasuk dalam situasi sendirian, karena ia menjadi bagian dari suasana yang tidak diketahui oleh orang lain, “Hendaklah engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya yakinilah bahwa ia melihatmu”. Begitu pesan Rasulullah saw.

Diambil dari buku “Mencari Mutiara di Dasar Hati” karangan Muhammad Nursani

Selasa, 15 Februari 2011

Krisan


INDAHNYA BUNGA KRISAN
Oleh: Primatoni
Krisan atau Chrysanthenum merupakan salah satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Disamping memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya. bunga krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai. Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan panennya dapat diatur menurut kebutuhan pasar.

Sebagai bunga potong, krisan digunakan sebagai bahan dekorasi ruangan, jambangan (vas) bunga dan rangkaian bunga. Sebagai tanaman pot krisan dapat digunakan untuk menghias meja kantor, ruangan hotel, restaurant dan rumah tempat tinggal. Selain digunakan sebagai tanaman hias, krisan juga berpotensi untuk digunakan sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun serangga (hama).

Krisan atau dikenal juga dengan bunga seruni bukan merupakan tanaman asli Indonesia. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Asia Timur tepatnya daratan Cina. Belum ditemukan data atau informasi yang pasti tentang kapan tanaman krisan masuk ke wilayah Indonesia. Namun beberapa literature menunjukkan sekitar tahun 1800 krisan mulai ditanam di Indonesia. Beberapa daerah sentra produksi tanaman hias krisan diantaranya adalah Cipanas (Cianjur), Bandung, Jawa Tengah, Malang, dan Berastagi (Sumatera Utara). Pada saat ini krisan telah dibudidayakan di daerah-daerah lain, seperti NTB, Bali, Sulawesi Utara dan Sumatera Selatan.
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), terdapat 1000 varietas krisan yang tumbuh di dunia. Beberapa varietas krisan yang dikenal antara lain adalah C. daisy, C. indicum, C. coccineum, C. frustescens, C. maximum, C. hornorum, dan C. parthenium. Bunga krisan sangat populer di masyarakat karena banyaknya jenis, bentuk dan warna bunga. Selain bentuk mahkota dan jumlah bunga dalam tangkai, warna bunga juga menjadi pilihan konsumen. Pada umumnya konsumen lebih menyukai warna merah, putih dan kuning, sebagai warna dasar krisan. Namun sekarang terdapat berbagai macam warna yang merupakan hasil persilangan di antara warna dasar tadi.
Bunga krisan digolongkan dalam dua jenis yaitu jenis spray dan standard. Krisan jenis spray dalam satu tangkai bunga terdapat 10—20 kuntum bunga berukuran kecil . Sedangkan jenis standard pada satu tangkai bunga hanya terdapat satu kuntum bunga berukuran besar. Bentuk bunga krisan yang bisa dibudidayakan sebagai bunga potong adalah Tunggal, Anemone, Pompon, Dekoratif, Bunga besar (Hasyim dan Reza dalam Wisudiastuti, 1999).
Krisan umumnya dibudidayakan dan tumbuh baik di datara medium sampai tinggi pada kisaran 650 hingga 1.200 m dpl. Di habitat aslinya, krisan merupakan tanaman yang bersifat menyemak dan dapat tumbuh hingga mencapai tinggi 30-200 cm. Berdasarkan siklus hidupnya, krisan dibedakan menjadi dua tipe, yaitu krisan semusim (hardy annual) dan krisan tahunan (hardy perennial). Tanaman krisan yang dibudidayakan saat ini merupakan krisan modern hasil hibridisasi, seleksi dan rekayasa genetic yang telah dilakukan para pemulia krisan sejak lama. Sehingga kebanyakkan krisan modern ini bersifat poliploid dan secara genetik sangat heterogen. Perubahan-perubahan yang terjadi pada krisan modern ini terutama pada karakter ketahanan terhadap stress lingkungan, hama dan penyakit atau kualitas bunga seperti warna, bentuk serta tipe bunga.

Kamis, 16 September 2010

HARAPAN

Aku hilang bersama tenang.
Beberapa hati pun seakan mati diujung belati yang sunyi.
lautan jiwa terpana di ujung hampa.
Bagiku
Hanya harapan yang tak boleh terlelap dalam gelapnya putus asa.
Walaupun hanya berteman setitik cerah.
Untuk hati menapakkan langkah

Minggu, 22 Agustus 2010

ESENSI RISALAH PERGERAKAN IKHWANUL MUSLIMIN BAGI AKTIVIS DAKWAH KAMPUS


BAB I
PENDAHULUAN


A.   Latar Belakang

Perjalanan dan pergerakan aktivis dakwah kampus saat ini begitu dinamis. Dengan berbagai banyak persoalan dan rintangan yang menghadang didalam perjalanan dakwah ini. Namun, walau bagai manapun dakwah ini akan tetap berlanjut hingga akhir jaman.
Hasan al-Banna dan bukunya “Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin” sudah seharusnya menjadi tokoh panutan dan buku referensi bagi para aktivis dakwah kampus dalam memahami keberadaannya dalam jalan dakwah ini. Dikarenakan apa-apa yang terdapat di dalam buku tersebut sesuai dengan kenyataan pergerakan saat ini.
Oleh karena itu perlu pemahaman lebih mendalam tentang pergerakan Ikhwanul Muslimin, apa dan bagaimananya jema’ah ini? Sehingga kita para ADK lebih memiliki semangat dan pemahaman tentang apa yang telah dan akan kita lakukan sebagai Aktvis Dakwah Kampus (ADK).

B.   Tujuan penulisan

Dengan menulis makalah ini penulis bertujuan :
1.     Memahami jema’ah Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Imam Syahid Hasan al-Banna.
2.     Memenuhi persyaratan untuk mengikuti Leadership Management Training (LMT).

BAB II
ISI


A.   Hasan Al Banna dan Ikhwanul Muslimin

Ikhwanul muslimin didirikan oleh Syaikh Hasan bin Ahmad bin Abdurrahman al-Banna pada bulan Dzul Qa’idah 1347 H di kota Isma’iliyah. Dia lahir tahun 1906 di Mesir. Orang tuanya adalah seorang ulama terkemuka di Mesir pada masanya.
Hasan al-Banna menyelesaikan pendidikan dasarnya di kampungnya. Di SD dia telah hafal sebagian besar al-Qur’an. Kemudian dia pindah ke Madrasah Mu’allimin di Damanhur dan menamatkan pendidikan di Darul ‘Ulum Kairo dan menjadi guru pada tahun 1927.
Setelah mengisi seluruh usianya untuk berjuan demi islam dan dakwah, Hasan al-Banna meninggal sebagai syahid pada 12 Februari 1949.
(Menuju Jami’atul Muslimin: 328)
Al-Ikhwanul muslimun adalah salah satu jamaah dari umat Islam, mengajak dan menuntut ditegakkannya syariat Allah, hidup di bawah naungan Islam, seperti yang diturunkan Allah kepada Rasulullah saw, dan diserukan oleh para salafush-shalih, bekerja dengannya dan untuknya, keyakinan yang bersih menghujam dalam sanubari, pemahaman yang benar yang merasuk dalam akal dan fikrah, syariah yang mengatur al-jawarih (anggota tubuh), perilaku dan politik. Mereka berdakwah kepada Allah. Komitmen dengan firman Allah Taala. (http://ikhwanmuaraenim/)

B.   Gambaran Umum Pergerakan Ikhwanul Muslimin

·        Tujuan Ikhwanul Muslimin
Tujuan ikhwanul muslimin terlihat pada penjelasan tentang rukun amal, yang merupakan rukun ketiga dari rukun-rukun bai’at yaitu :
1)    memperbaiki diri sendiri
2)    membentuk keluarga muslim
3)    membimbing masyarakat
4)    membebaskan tanah air dari setiap penguasa asing -non-Islam- baik secara politik, ekonomi, maupun moral.
5)    Memperbaiki keadaan pemerintah, sehingga menjadi pemerintah Islam yang baik.
6)    Mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan umat Islam.
7)    Penegakan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah Islam di seantero negeri.
Maka jelas bahwa tujuan ikhwanul muslimin adalah membangun pribadi muslim, kemudian menuntut setiap muslim membina rumah tangga muslim yang berarti telah berjalan pada tujuan berikutnya, yaitu membangun masyarakat  muslim yang mengerti kewajibannya terhadap negerinya, umatnya, dan seluruh umat manusia.
Untuk mencapai tujuan tersebut ikhwanul muslimin menggunakan tiga macam sarana :
a.     Iman yang mendalam
b.     Pembentukan yang cermat
c.      Amal yang berkesinambungan

·        Hukum Bai’at
10 rukun bai’at ikhwanul muslimin:
fahm (pemahaman), ikhlas, amal (aktivitas), jihad, tadhiyah (pengorbanan), taat (kepatuhan), tsabat (keteguhan), tajarrud (kemurnian), ukhuwwah, dan tsiqah (kepercayaan).
1.      Fahm (pemahaman)
Keyakinan bahwa fikrah kita adalah 'fikrah islamiyah yang bersih”. Ikhwanil Muslimin memahaminya dalam batas-batas ushul al-'isyrin (dua puluh prinsip) antara lain:
1)    Islam adalah sistem yang menyeluruh, yang menyentuh seluruh segi kehidupan.
2)    Al-Qur'an dan Sunah Rasul adalah tempat kembali setiap muslim untuk memahami hukum-hukum Islam.
3)    Iman yang tulus, ibadah yang benar, dan mujahadah (kesungguhan dalam beribadah) adalah cahaya dan kenikmatan dari Allah SWT.
4)    Jimat, perdukunan (semacamnya) adalah kemunkaran yang harus diperangi, kecuali mantera dari ayat Qur'an atau ada riwayat dari Rasulullah saw.
5)    Ibadah diamalkan dengan kepasrahan total tanpa mempertimbangkan makna. Sedangkan dalam urusan selain ibadah (adat-istiadat), maka harus mempertimbangkan maksud dan tujuannya.
6)    Setiap orang boleh diambil atau ditolak kata-katanya, kecuali Al-Ma'shum (Rasulullah) SAW. Kita tidak boleh mencaci maki dan mencela orang lain. Serahkan saja kepada niat mereka.
7)    Mengikuti pemimpin agama, bila belum mampu menelaah dalil-dalil hukum furu’ (cabang).
8)    Khilafiyah hendaknya tidak menjadi faktor pemecah belah dalam agama, tidak menyebabkan permusuhan dan tidak juga kebencian.
9)    Setiap masalah yang amal tidak dibangun di atasnya -sehingga menimbulkan perbincangan yang tidak perlu- adalah kegiatan yang dilarang secara syar'i.
10)                        Ma'rifah kepada Allah dengan sikap tauhid dan penyucian (dzat)-Nya adalah setinggi-tinggi tingkatan aqidah Islam.
11)                        Setiap bid'ah adalah kesesatan yang wajib diperangi dan dihancurkan dengan cara yang sebaik-baiknya, yang tidak justru menimbulkan bid'ah lain yang lebih parah.
12)                        Perbedaan pendapat dalam masalah bid'ah idhafiyah), bid'ah tarkiyah), dan iltizam) terhadap ibadah mutlaqah adalah perbedaan dalam masalah fiqih.
13)                        Cinta kepada orang-orang shalih, memberikan penghormatan kepadanya, dan memuji karena perilaku baiknya adalah bagian dari taqarrub kepada Allah SWT.
14)                        Ziarah kubur-kubur siapa pun- adalah sunah yang disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan Rasulullah SAW.
15)                        Hal yang menyangkut tata cara berdoa, bukan termasuk masalah aqidah.
16)                        Istilah' (keliru) yang sudah mentradisi tidak mengubah hakekat hukum syar'inya. Akan tetapi, ia harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan syariat itu, dan kita berpedoman dengannya.
17)                        Aqidah adalah pondasi aktivitas; aktivitas hati lebih penting daripada aktivitas fisik.
18)                        Islam itu membebaskan akal pikiran, menghimbaunya untuk melakukan telaah terhadap alam.
19)                        Pandangan yang syar'i lebih utama untuk diikuti sampai logika mendapatkan legalitas kebenarannya, atau gugur sama sekali.
20)                        Dilarang mengkafirkan seorang muslim karena lontaran pendapat maupun karena kemaksiatannya. Kecuali telah kelas dia berkata atau berbuat kufur terhadap Allah.
2.      Ikhlas
Seorang muslim dalam setiap kata-kata, aktivitas, dan jihadnya, semua harus dimaksudkan semata-mata untuk mencari ridha Allah dan pahala-Nya.
3.      Amal (aktivitas)
Amal (aktivitas) adalah bahwa ia merupakan buah dari ilmu dan keikhlasan. Tingkatan amal yang dituntut dari seorang akh yang tulus adalah:
1)    Perbaikan diri sendiri
2)    Pembentukan keluarga muslim
3)    Bimbingan masyarakat
4)    Pembebasan tanah air dari setiap penguasa asing -non-Islam- baik secara politik, ekonomi, maupun moral.
5)    Memperbaiki keadaan pemerintah, sehingga menjadi pemerintah Islam yang baik.
6)    Usaha mempersiapkan seluruh aset negeri di dunia ini untuk kemaslahatan umat Islam.
7)    Penegakan kepemimpinan dunia dengan penyebaran dakwah Islam di seantero negeri.
4.      Jihad
Adalah kewajiban yang terus berlaku sampai hari kiamat. Secara sederhana jihad berarti berjuang dengan sungguh-sungguh di jalan Allah dan untuk mendapatkan ridho dari Allah semata. Tingkatan jihad yang terendah adalah pengingkaran dengan hati, dan peringkat tertingginya adalah perang di jalan Allah. Sedangkan antara keduanya terdapat jihad dengan lisan, pena, tangan.
5.      Tadhhiyah (Pengorbanan)
Tadhhiyah (pengorbanan) adalah pengorbanan jiwa harta, waktu, kehidupan, dan segala sesuatu yang dipunyai oleh seseorang untuk meraih tujuan.
6.      Taat (Kepatuhan)
Taat adalah menjalankan perintah dan merealisasikannya dengan serta merta, baik dalam keadaan sulit maupun mudah, saat bersemangat maupun malas.
7.      Tsabat (Keteguhan)
Tsabat adalah senantiasa bekerja sebagai mujahid di jalan yang mengantarkan pada tujuan, betapa pun jauh jangkauannya dan lama waktunya.
8.      Tajarrud
Tajarrud (kemurnian) adalah memfokuskan diri untuk menekuni da’wah tanpa terganggu oleh hal yang lain

9.      Ukhuwah (Persaudaraan)
Ukhuwah adalah terikatnya hati dan ruhani dengan ikatan aqidah. Aqidah adalah sekokoh-kokoh ikatan dan semulia-mulianya. Ukhuwah adalah saudaranya keimanan, sedangkan perpecahan adalah saudara kembarnya kekufuran. Kekuatan yang pertama adalah kekuatan persatuan; tidak ada persatuan tanpa cinta kasih; minimal cinta kasih adalah kelapangan dada dan maksimalnya adalah itsar (mementingkan orang lain dari diri sendiri).
10.  Tsiqah
Tsiqah (kepercayaan) adalah rasa puasnya seorang tentara atas komandannya, dalam hal kapasitas kepemimpinannya maupun keikhlasannya, dengan kepuasan mendalam yang menghasilkan perasaan cinta, penghargaan, penghormatan, dan ketaatan.

·        Karakteristik khusus Ikhwanul Muslimin
Ada kharakteristik dakwah Ikhwanul Muslimin yang membedakannya dengan jama’ah islamiyah kontemporer lain adalah sebagai berikut:
a.     Rabbaniyah, karena landasa semuatujuan Ikhwanul Muslimin adalah kedekatan dengan Allah ‘azza wa jalla.
b.     Universal, karenadiarahkan pada seluruh umat manusia.
c.      Islamiyah, karena jelas Ikhwanul Muslimin berafiliasi kepada islam, bahkan dikatan karakteristiknya yang utama.
d.     Komprehensif, mencakup seluruh aliran kontemporer.
e.      Membebaskan loyalitasnya dari setiap pemerintahan dan artai yang tidak berpiujak atas dasar islam.
f.       Majauhi perselisihan fiqih karena perbedaan dalam hal furu’ merupakan persoalan yang tidak dapat dielakkan akibat erbedaan akal manusia dalam mamahami.
g.     Menghindari partai-partai politik karena antar partai politik terdapat pertentangan dan permusuhan, dan dakwah islam tidak memilah-milah.
h.     Bertahap dalam melangkah.
-         Fase pengenalan, yaitu mengenalkan dakwah dan menyampaikannya kepada manusia.
-         Fase pembentukkan (takwin), seleksi para pendukung dan menyiapkan rajurit dari kalangan orang yang menyambut dakwah.
-         Fase pelaksanaan (tanfidz), yaitu fase amal dan produksi.

·        Faktor keberhasilan dakwah Ikhwanul Muslimin
a.     Ikhwan menyeru dengan seruan Allah, seruan yang paling tinggi
b.     Ikhwan menerukan fikrah islam, fikrah yang paling kuat
c.      Ikhwan mempersembahkan kepada manusia syari’at alquran, syari’at yang paling adil.
d.     Karena umat manusia membutuhkan tiga hal diatas.

·         Sendi-sendi dakwah Ikhwanul Muslimin
a.     Ilmu
b.     Tarbiyah
c.      Jihad
Diperlukan sarana khusus untuk mencapai tiga hal tersebut :
1)    System halaqah untuk mewujudkan sendi ilmu.
Melalui system ini para ikhwan dapat menyebarkan islam tanpa rasa takut, dan dapat mengerahkan segala potensi anggotanya kejalan yang bermanfaat, sehingga bias mendapatkan tsaqafah islamiyah secara sempurna. System halaqah mebuka pintu masuk ke dalah dakwah dan bergabung dalam jama’ah.
2)    System usrah takwin untuk mewujudkan sendi tarbiyah.
Setiap orang harus mempunyai murabbi, dan murabbi harus telah dididik sebelumnya.
3)    System usrah  amal untuk mewujudkan strategi strategi jihad
a.     Jihad politik (siyasi)
b.     Jihad materi/harta benda (mali)
c.      Jihad pendidikan (ta’limi)
d.     Jihad lisan (lisani)
e.      Jihad dengan tangan/kekuatan (bi al-yad)

·        Sendi usrah dalam Ikhwanul Muslimin
Ikhwanul Muslimin dibangun atas tiga sendi antara lain :
a.     Ta’aruf adalah sendi pertama usrah. Yang berarti saling mengenal dan mengasihi serta menumbuhkan rasa ukhuwah islamiyah diantara anggota Ikhwanul Muslimin.
b.     Tafahum adalah saling menasehati serta berwasiat kepada kebenaran dan kesabaran dengan cara saling memahami tanpa harus mengubah hati pemberi nasihat atau yang diberi nasihat. Masing-masing dari mereka akan menerima nasihat dari saudaranya dengan hati lapang.
c.      Takaful adalah sebagian mereka menanggung beban / masalah sebagian yang lain. Satu ama lain berbuat kebajikan dan segera member bantuan kepada saudaranya selama dia mampu malakukannya.







BAB III
PENUTUP


A.   Kesimpulan
Penulis cukup kesulitan untuk mengambil sebuah kesimpulan dari apa yang penulis tuliskan diatas. Karena kurangnya membaca buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin sampai tuntas. Secara umum buku tersebut memuat sebuah pedoman yang sangat relevan dan sangat baik tentang sebuah pergerakan. Terutama bagi kita para mahasiswa dan pemuda yang bersentuhan langsung dengan pergerakan. Baik dalam tataran kampus ataupun dalam cakupan yang lebih luas yaitu negara dan dunia.
Sehingga perlu rasanya bagi kita para aktivis dakwah kampus untuk mengenal dan mempelajari pergerakan dari jama’ah Ikhwanul Muslimin yang didirikan oleh Imam Syahid Hasan al-Banna.

B.   SARAN
Harapan penulis kepada setiap aktivis dakwah kampus agar tidak melewatkan buku Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin dari daftar buku bacaannya. Karena urgensi yang disampaikan nya begitu penting demi perkambangn dakwah kita dimasa yang akan datang.







DAFTAR PUSTAKA

Al-Banna, Hasan.Himpunan Risalah. E-book.com
Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, MA. 2001. Menuju Jami’atul Muslimin.Robbani Press.